Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Manfaat Tanaman Andalas

Nama lokal: Andalas (Sumatera), hole tanduk (Batak), andaleh (Minangkabau), kertau (Jawa)

Nama asing: Himalayan mulberry, long-fruited mulberry, indian yellow mulberry, Pakistan mulberry, king white mulberry (Amerika); chang guo bai sang, chang guo sang (Cina); mon luang (Thailand); mûrier à longs fruits, mûrier des indes (Perancis)

pohon arbe
pohon andalas

Ikhtisar

Bebesaran atau murbei (Latin: Morus) adalah sebuah genus yang terdiri dari 10–16 spesies pohon tertentu yang asli berasal dari daerah panas sedang dan subtropis di Asia, Afrika dan Amerika. Mayoritas spesies asli berasal dari Asia. Salah satunya yang terkenal adalah di desa Andaleh, kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, yang telah mencapai usia lebih dari 120 tahun.[

Bebesaran tumbuh cukup cepat pada saat masih muda, namun kemudian tumbuh lambat dan tingginya jarang melebihi 10–15 m. Daun bebesaran merupakan daun sederhana berbentuk cuping dan menggergaji di bagian tepi. Buah murbei merupakan buah majemuk dengan panjang 2–3 cm, berwarna merah bila masih mudah dan ungu tua bila ranum, dan dapat dimakan.

Bebesaran terutama terkenal karena dedaunannya digunakan sebagai makanan ulat sutra. Selain itu, andalas (Morus macroura), salah satu spesies bebesaran, sering digunakan kayunya untuk lantai rumah atau mebel karena kuat dan keras.

Tanaman asli pegunungan Himalaya ini dikenal karena manfaat kayunya, sebagai pakan ternak, dan pakan ulat sutera. Andalas tumbuh menyebar di seluruh dunia, antara lain di India, Butan, Kamboja, Cina, Myanmar, Nepal, Pakistan, Thailand, dan Vietnam.

Khusus di Indonesia banyak terdapat di Sumatera dan Jawa. Di daerah hutan hujan tropis, populasinya jarang, mungkin hanya terdapat satu tanaman dewasa dalam satu hektar lahan. Andalas tumbuh di ketinggian 900-2.500 m dpl.

Tanaman lebih mudah diperbanyak dengan setek akar dibandingkan setek pucuk. Sinonimnya Morus laevigata. Termasuk bangsa Rosales, suku Moraceae.

Rupa Andalas

Tanaman: Pohon dapat mencapai tinggi 25-60 m dengan diameter 1 m. Sosok tegak. Kulit batang berwarna keabuan. Tunas mudanya berbulu halus.

Daun: Tunggal. Tumbuh berselang-seling. Pertulangan daun menyirip. Mirip daun murbei yang berbentuk bulat hati, sedikit lancip di bagian ujung daun. Namun, permukaan daun, cabang, dan tangkai daunnya berbulu. Bulu itu bisa menyebabkan gatal-gatal pada kulit sensitif. Pinggiran daun bergigi lembut.

Bunga: Majemuk. Muncul di ketiak daun. Bunga membentuk malai sepanjang 10-15 cm. Bunga berumah dua alias dioceous – bunga jantan dan betina berada pada tanaman berbeda. Bunga jantan memiliki 4 kepala sari sedangkan bunga betina satu putik. Warna putih kehijauan. Bunganya memerlukan waktu 6 bulan hingga menjadi buah yang benar-benar masak.

Buah: Tumbuh bergerombol, berwarna merah ketika masak. Rasanya asam dan manis. Panjangnya 40-100 mm dengan diameter hanya 6-10 mm. Bobot basah 2-5 gram per buah.

Biji: Satu buah membawa 100-300 biji. Berukuran kecil dan berwarna cokelat kehitaman.


Kandungan Kimia

Dalam kayunya ditemukan stilbene dimmer, andalasin A, bersama dengan stilbene oxyresveratrol dan 2-arylbenzofuran glycoside mulberroside C. Andalasin menunjukkan kandungan antinematoda lemah dan anticendawan tingkat sedang. Penelitian lain menyebutkan, Morus macroura juga memiliki kandungan turunan oksiresveratrol, seperti oksiresveratrol, lunularin, dan dua senyawa dimer oksiresveratrol yang diberi nama andalasin A dan andalasin B.

Pada kulit kayunya ditemukan lima senyawa yaitu alpha-amyrin acetate, gult-5-en-3 beta-yl acetate, 3 beta-hydroxylup-20 (29)-en-28-oic acid, 3 beta-hydroxylup-12-en-28-oic acid, dan butyrospermol acetate. Ekstrak n-heksan daunnya mengandung empat senyawa nonaromatik yakni n-alkana rantai panjang, ester alifatis rantai panjang, wax ester keton, dan hidroksi tridekanil eikosanoat. Kulit akarnya mengandung hidroksitridekanil eikosanoat.

Andalas juga mengandung senyawa guangsangon A, guangsangon B, guangsangon C, guangsangon D, guangsangon E, albafuran C, kuwanon X, kuwanon P, kuwanon Y, guangsangon 09, guangsangon K, guangsangon L, guangsangon M, guangsangon N, mulberrofuran G, mulberrofuran K, guangsangon F, guangsangon G, guangsangon H, guangsangon I, guangsangon J, mulberrofuran J, dan kuwanon J.


Pemanfaatan Andalas

Di daerah Minangkabau, Sumatera Barat, kayu tanaman famili Moraceae itu umum dijadikan bahan bangunan sebagai penopang atap atau tiang bangunan pada pembuatan rumah gadang-rumah adat Sumatera Barat – ataupun bahan perabotan rumahtangga seperti alat penumbuk beras.

Namun, jumlahnya kini terbatas bahkan terbilang langka karena orang banyak memburunya tanpa ada yang membudidayakannya secara intensif skala komersil. Andalas merupakan flora identitas provinsi Sumatera Barat.

Anggota famili Moraceae kaya sumber senyawa fenol golongan stilben, termasuk turunan resveratrol (3,5,4’-trihidroksi-trans-stilben) dan oksiresveratrol (2,4,3’,5’-tetrahidroksi-trans-stilben) yang sangat potensial dalam bioindustri kosmetik.

Buahnya umum dimakan segar maupun dimasak. Di India, kayunya yang sangat tahan lama digunakan penduduk suku lokal untuk bangunan rumah dan mebel sehingga diperkirakan menjadi salah satu alasan populasi pohon menurun. Serat kulit kayunya pun digunakan dalam industri kertas. Ramuan dari kulit kayunya dapat digunakan untuk mengobati luka tersayat.


Aktivitas Farmakologis

Inhibitor tironase: Andalasin A yang terdapat pada kayu batang dan kulit akar andalas memiliki aktivitas inhibitor tironase yang dapat bermanfaat untuk industri kosmetik. Efek penghambat tironase juga dimiliki vitamin C. Tironase berperan dalam pembentukan melanin yang menyebabkan kulit menjadi kehitaman. Penghambatan tironase berfungsi menghambat pigmentasi kulit, sehingga kulit lebih cerah.

Antioksidan: Oksiresveratrol yang terkandung pada M. mocrouro memperlihatkan aktivitas antioksidan yang jauh lebih tinggi dibandingkan senyawa turunan stilben lainnya. Antioksidan bekerja dengan cara bereaksi dengan radikal bebas dengan kecepatan yang lebih tinggi dibandingkan reaksi antara radikal bebas dengan substrat.

Senyawa guangsangon O pada andalas menunjukkan aktivitas antioksidan secara in vitro. Begitu pula, guangsangon A, albafuran C, kuwanon X, guangsangon B, guangsangon C, guangsangon D, guangsangon E, dan kuwanon Y. Adapun tingkat penghambatan malondialdehid (MDA) senyawa tersebut pada konsentrasi 10’4 mol/l sebesar 90,1% hingga 102,7%. Sementara itu pada konsentrasi 105 mol/l sebesar 70,9% hingga 88,1%.14 MDA merupakan indikator terjadinya stres oksidatif atau penanda radikal bebas dalam tubuh. MDA sangat reaktif dan berpotensi mutagenik.

Antiinflamasi: Senyawa guangsangon A, guangsangon B, dan guangsangon D memiliki aktivitas antiinflamasi dengan tingkat penghambatan pelepasan enzim lisosom dari leukosit polimorfonuklear tikus sebesar masing-masing 19% (P>0,05), 57,3% (P<0,001), dan 24,3% (P<0,05) pada konsentrasi 10^-5 mol/l^15. Kerusakan sel karena adanya inflamasi menyebabkan pelepasan atau terbebasnya enzim lisosom dari leukosit-sel darah putih. Enzim lisosom termasuk salah satu mediator inflamasi.

----------------
sumber
[1] Trubus, 100+ Herbal Indonesia 42-45
[2] Berg, CC, Corner, EJH, Jarrett FM. 2006 Moraceae (genera other than Ficus). Flora Malesiana. Ser. I, 17(1):23-31
[3] Tang ZH et al. 2008. Seed Dispersal of Morus macroura (Moraceae) by Two Frugivorous Bats in Xishuangbanna, SW Cina. BIOTROPICA 40(1): 127-131 2008.
[4] Syah, YM, et al, 2000. Andalasin A, a new stilbene dimer from Morus Macroura. Fitoterapia, 71 (6):630-635
[5] Hakim E H et al. 2000. Aktifitas Antioksidan dan Inhibitor Tirosinaes Beberapa Stilbenoid dari Tumbuhan Moraceae dan Dipterocarpaceae yang potensial untuk Bahan Kosmetik. Kurnal Matematika dan Sains, Juni, 13 (2): 33-42
[6] Wu F Sun S.G, Chen RY. 2003 Studies on chemical constituens from the bark of Morus Macroura. Zhongguo Zhong Yau Za Zhi. 2003 Feb;28(2): 141-3
[7] Yelmida A. 2007. Beberapa senyawa non aromatis dari daun andalas. Jurnal riset Kimia 1(1); 79-83
[8] Dai SJ. 2004. Bioactive diels-alder type adducts from the stem bark of Morus macrorua. Planta Med. 70(8); 758-763
[9] Dai SJ et al. 2004. New Diels-Alder type adducts from Morus macrorua and their anto-oxidant activities. Chem Pharm Bull (Tokyo). 52(10): 1190-1193
[10] Dai SJ. 2004 Guangsangons F-J, anti-oxidant and anti-inflammatory Diels-Alder type adducts, from Morus Macrorua Miq. Phytochemistry. 65(23): 3135-3141
[11] Upadhyay G K, Ansari A A. 2010. A New variety of Morus macroura (Moraceae) from Arunachal Pradesh, India. Rheeda Vol. 20(1): 44-49
[12] https://id.wikipedia.org/wiki/Bebesaran

Posting Komentar untuk "Manfaat Tanaman Andalas"